Memahami Makna Mendalam: Balasan Kata "Hadza Min Fadhli Rabbi"

Simbol kebaikan dan anugerah.

Dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan umat Muslim, kita seringkali mendengar ungkapan yang indah dan penuh makna: "Hadza min fadhli Rabbi". Kalimat berbahasa Arab ini memiliki arti yang sangat mendalam, yaitu "Ini adalah karunia Tuhanku." Pengucapan kalimat ini bukan sekadar kebiasaan, melainkan sebuah pengakuan tulus atas segala nikmat dan kebaikan yang kita terima dalam hidup.

Setiap kali kita meraih keberhasilan, mendapatkan kesempatan baik, merasakan kebahagiaan, atau bahkan sekadar menikmati udara segar di pagi hari, ucapan ini menjadi pengingat utama. Mengapa demikian? Karena pada hakikatnya, segala sesuatu yang baik dalam kehidupan kita berasal dari Allah SWT. Tidak ada satu pun pencapaian, kelebihan, atau momen bahagia yang murni berasal dari kekuatan atau usaha semata tanpa campur tangan dan anugerah-Nya.

Memahami dan mengamalkan ucapan "Hadza min fadhli Rabbi" membawa dampak positif yang signifikan. Pertama, ia menanamkan sifat rendah hati. Ketika seseorang menyadari bahwa kesuksesannya adalah berkat dari Allah, ia akan cenderung tidak sombong atau merasa lebih unggul dari orang lain. Kesadaran ini memupuk kerendahan hati yang merupakan salah satu akhlak mulia. Ia tidak melihat keberhasilannya sebagai hasil mutlak dari kecerdasan atau kerja kerasnya saja, melainkan sebagai ujian dan titipan dari Sang Pencipta.

Kedua, ungkapan ini mendorong rasa syukur yang mendalam. Rasa syukur bukan hanya diungkapkan dengan lisan, tetapi juga diwujudkan dalam hati dan tindakan. Dengan mengakui bahwa segalanya adalah karunia, kita akan lebih menghargai setiap nikmat, sekecil apapun itu. Syukur adalah kunci untuk menambah nikmat, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya akan Aku tambahkan (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”" (QS. Ibrahim: 7).

Lebih jauh lagi, mengucap "Hadza min fadhli Rabbi" adalah bentuk ibadah. Mengingat Allah dalam setiap keadaan, mengakui kekuasaan dan kebaikan-Nya, adalah esensi dari penghambaan diri. Ini menunjukkan bahwa seorang Muslim senantiasa terhubung dengan Tuhannya, dalam suka maupun duka, dalam keberhasilan maupun cobaan. Keberhasilan yang datang bukan untuk disombongkan, melainkan untuk disyukuri dan digunakan sebagaimana mestinya.

Ketika seseorang menghadapi kesulitan, mengucap kalimat ini juga bisa menjadi bentuk kesabaran dan keteguhan hati. Ia meyakini bahwa di balik setiap ujian, ada hikmah dan kebaikan yang mungkin belum terlihat saat itu. Kesadaran bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya dapat memberikan kekuatan untuk tetap berprasangka baik kepada Allah dan terus berusaha.

Oleh karena itu, mari kita jadikan ucapan "Hadza min fadhli Rabbi" bukan hanya sekadar frasa, melainkan sebuah prinsip hidup. Biarkan kalimat ini menjadi pengingat abadi akan kebesaran Allah dan sifat kasih sayang-Nya yang tak terbatas. Dengan senantiasa menyadari bahwa segala yang kita miliki adalah anugerah, kita dapat menjalani hidup dengan lebih bermakna, penuh kerendahan hati, syukur, dan keteguhan iman. Ia adalah pengingat bahwa kita hanyalah hamba yang bergantung sepenuhnya pada kemurahan hati Sang Pencipta.