Ketika suara merdu panggilan adzan menggema, ia bukan sekadar lantunan syahdu, melainkan sebuah ajakan spiritual yang mengingatkan umat Muslim untuk menunda segala aktivitas duniawi dan meresapi momen kekhusyukan. Adzan adalah isyarat penting yang sarat makna, dan cara kita meresponnya mencerminkan ketakwaan serta penghormatan kita terhadap Sang Pencipta. Memahami dan mempraktikkan adab serta balasan adzan yang benar adalah bagian integral dari ibadah kita.
Secara umum, balasan adzan adalah mengulang lafaz adzan yang diucapkan oleh muadzin. Tujuannya adalah untuk menegaskan dan meresapi makna setiap kalimat adzan yang berkumandang. Hal ini merupakan bentuk pengagungan kita terhadap Allah SWT dan ajaran yang disampaikan melalui seruan adzan. Setiap lafaz adzan memiliki arti yang mendalam, mulai dari pengakuan keesaan Allah, kenabian Muhammad SAW, hingga ajakan untuk menunaikan shalat dan meraih kemenangan (keflahan). Dengan mengulanginya, kita secara aktif terlibat dalam proses spiritual ini.
Berikut adalah lafaz adzan yang diucapkan muadzin beserta balasan yang dianjurkan bagi setiap Muslim:
"Allahu Akbar, Allahu Akbar..."
Balasan: "Allahu Akbar, Allahu Akbar..." (Sama seperti yang diucapkan muadzin)
"Asyhadu allaa ilaaha illallah..."
Balasan: "Asyhadu allaa ilaaha illallah..."
"Asyhadu anna Muhammadar rasulullah..."
Balasan: "Asyhadu anna Muhammadar rasulullah..."
"Hayya 'alash shalah..."
Balasan: "Laa haula wa laa quwwata illaa billaah..." (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
"Hayya 'alal falah..."
Balasan: "Laa haula wa laa quwwata illaa billaah..."
Untuk adzan Subuh, ada tambahan lafaz setelah "Hayya 'alal falah": "Ash-shalaatu khairum minan naum" (Shalat itu lebih baik daripada tidur). Balasannya adalah: "Shadaqta wa bararta..." (Engkau benar dan berbuat baik).
Dan pada saat adzan selesai, dianjurkan untuk membaca doa setelah adzan, yang merupakan momen berharga untuk memohon kepada Allah SWT. Doa ini biasanya berisi pujian kepada Rasulullah SAW dan permohonan agar diberikan kedudukan yang mulia di akhirat.
Selain mengulang lafaz adzan, ada beberapa adab lain yang perlu diperhatikan. Usahakan untuk mendengarkan adzan dengan penuh perhatian, menghentikan aktivitas yang tidak mendesak, dan menghadap kiblat jika memungkinkan. Menghibur diri dengan kesibukan lain atau justru mengabaikan adzan adalah sikap yang kurang terpuji. Sebaliknya, menyambut seruan adzan dengan hati yang tulus dan tubuh yang merespon adalah wujud ketaatan yang patut dicontoh.
Membalas adzan bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengingatkan diri sendiri tentang kewajiban beribadah, dan memperkuat ikatan spiritual kita dengan Sang Pencipta. Jadikan setiap kumandang adzan sebagai pengingat yang berharga untuk senantiasa berada di jalan-Nya.
Mari kita biasakan diri untuk selalu merespon adzan dengan penuh penghayatan dan kekhusyukan.