Bakteri pada Susu: Kawan atau Lawan Bagi Kesehatan?

Ilustrasi bakteri. Sumber: Dibuat dengan AI.

Susu, minuman kaya nutrisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pola makan manusia selama berabad-abad, ternyata merupakan lingkungan yang subur bagi berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri. Keberadaan bakteri pada susu seringkali menimbulkan pertanyaan: apakah semua bakteri dalam susu berbahaya, atau adakah di antaranya yang justru bermanfaat?

Peran Ganda Bakteri dalam Susu

Secara umum, bakteri dapat dikategorikan menjadi dua kelompok utama: bakteri baik (probiotik) dan bakteri patogen (penyebab penyakit). Dalam konteks susu, kedua jenis ini bisa ditemukan.

Bakteri Baik (Probiotik):

Beberapa jenis bakteri, seperti spesies Lactobacillus dan Bifidobacterium, dikenal sebagai probiotik. Bakteri-bakteri ini berperan penting dalam proses fermentasi susu, mengubah laktosa menjadi asam laktat. Proses ini tidak hanya membantu mengawetkan susu, tetapi juga menghasilkan produk olahan susu yang kita kenal dan cintai, seperti yogurt dan keju. Asam laktat yang dihasilkan memberikan rasa khas dan tekstur yang diinginkan. Lebih jauh lagi, probiotik ini diketahui memberikan manfaat kesehatan bagi usus manusia, membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, meningkatkan pencernaan, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Bakteri Patogen:

Namun, tidak semua bakteri dalam susu membawa kabar baik. Keberadaan bakteri patogen seperti Salmonella, E. coli O157:H7, Listeria monocytogenes, dan Campylobacter merupakan ancaman serius bagi kesehatan. Bakteri-bakteri ini dapat masuk ke dalam susu melalui berbagai cara, mulai dari kontaminasi saat pemerahan, penanganan yang tidak higienis, hingga infeksi pada hewan ternak. Mengonsumsi susu yang terkontaminasi bakteri patogen dapat menyebabkan berbagai penyakit bawaan makanan, mulai dari gejala ringan seperti diare dan mual, hingga infeksi serius yang berpotensi fatal, terutama pada anak-anak, lansia, ibu hamil, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pentingnya Pengolahan Susu yang Tepat

Mengingat potensi risiko dari bakteri patogen, proses pengolahan susu menjadi sangat krusial. Teknik seperti pasteurisasi, yang melibatkan pemanasan susu pada suhu tertentu untuk jangka waktu tertentu, dirancang khusus untuk membunuh sebagian besar bakteri patogen tanpa merusak nilai gizi susu secara signifikan. Susu mentah (susu segar yang belum dipasteurisasi) membawa risiko lebih tinggi karena tidak melalui proses pengendalian mikroba yang memadai. Oleh karena itu, para ahli kesehatan dan regulator pangan sangat merekomendasikan konsumsi susu yang telah dipasteurisasi.

Selain pasteurisasi, kebersihan dalam seluruh rantai pasokan susu, mulai dari peternakan hingga konsumen, adalah kunci utama. Praktik pemerahan yang higienis, pendinginan susu yang cepat, transportasi yang aman, dan penanganan di rumah tangga yang baik semuanya berkontribusi pada pengurangan risiko kontaminasi bakteri berbahaya. Memahami sumber dan jenis bakteri pada susu membantu kita menghargai pentingnya ilmu pangan dan praktik keamanan pangan untuk memastikan bahwa minuman bernutrisi ini tetap menjadi kawan bagi kesehatan, bukan lawan.

Industri susu terus berinovasi untuk meningkatkan keamanan dan kualitas produknya. Pengujian laboratorium yang ketat, program pemantauan kesehatan hewan ternak, dan penerapan standar kebersihan yang tinggi adalah upaya berkelanjutan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat dari susu.