Suara letupan kecil yang tak terduga, diikuti oleh sentakan halus di tubuh – bersin adalah respons alami tubuh kita terhadap iritasi pada saluran hidung. Fenomena yang terjadi begitu saja ini, dalam berbagai budaya, seringkali disertai dengan ucapan atau respons tertentu. Di kalangan masyarakat yang memiliki latar belakang keagamaan, khususnya Muslim, balasan ketika seseorang bersin adalah sebuah praktik yang kaya makna, yaitu mengucapkan "Alhamdulillah".
Secara harfiah, "Alhamdulillah" berarti "Segala puji bagi Allah". Ucapan ini merupakan ekspresi syukur, pujian, dan pengakuan atas segala nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta. Dalam konteks bersin, mengucapkan "Alhamdulillah" bukan sekadar ucapan formalitas, melainkan pengakuan bahwa segala sesuatu, bahkan sekecil apapun seperti terbebas dari gangguan di hidung, adalah atas kehendak dan karunia Allah.
Mengapa bersin dianggap sebagai nikmat yang patut disyukuri? Para ahli kesehatan seringkali menjelaskan bahwa bersin adalah mekanisme pertahanan tubuh yang sangat efektif. Bersin membantu membersihkan saluran hidung dari debu, alergen, virus, bakteri, atau partikel asing lainnya yang dapat mengganggu pernapasan atau bahkan menyebabkan penyakit. Dengan bersin, tubuh kita secara otomatis "membersihkan diri", mencegah masuknya hal-hal yang berpotensi membahayakan. Oleh karena itu, ketika seseorang bersin, ia sesungguhnya sedang mengalami proses pembersihan alami yang anugerah dari Allah.
Dalam ajaran Islam, ketika seseorang bersin dan mengucapkan "Alhamdulillah", dianjurkan bagi orang lain yang mendengarnya untuk membalasnya dengan "Yarhamukallah", yang berarti "Semoga Allah merahmatimu". Balasan ini menunjukkan kepedulian, doa kebaikan, dan pengakuan bahwa orang yang bersin tersebut juga adalah makhluk Allah yang patut didoakan kebaikannya. Kemudian, orang yang bersin dianjurkan untuk membalas lagi dengan "Yahdina wa Yahdikum" atau "Yahdina wa Yahdikumullahu Wayaslih Balakum", yang berarti "Semoga Allah memberi petunjuk kepadaku dan kepadamu" atau "Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita sekalian dan memperbaiki keadaan kita".
Rangkaian doa dan balasan ini menciptakan sebuah interaksi sosial yang positif dan religius. Ini mengajarkan umat Muslim untuk selalu mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dalam kemudahan maupun sedikit ketidaknyamanan. Kebiasaan ini juga menumbuhkan rasa solidaritas dan kepedulian antar sesama Muslim.
Praktik mengucapkan "Alhamdulillah" saat bersin dan saling mendoakan adalah cerminan dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya kesadaran spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Ini mengajarkan kita untuk tidak menganggap remeh hal-hal kecil, karena di baliknya selalu ada pelajaran dan hikmah. Bersin, yang kadang dianggap mengganggu, justru menjadi momen pengingat akan karunia kesehatan dan mekanisme pertahanan tubuh yang luar biasa.
Dengan menjadikan ucapan "Alhamdulillah" sebagai respons alami terhadap bersin, kita melatih diri untuk selalu bersyukur dan menyadari bahwa setiap fungsi tubuh adalah anugerah yang tak ternilai. Ini juga merupakan cara sederhana untuk menyebarkan kebaikan dan doa di tengah masyarakat. Kebaikan kecil ini, seperti balasan saat bersin, dapat menumbuhkan suasana yang lebih harmonis dan penuh berkah.
Mari kita jadikan kebiasaan baik ini sebagai bagian dari keseharian kita, sebuah pengingat konstan akan rahmat Allah yang tak terhingga, bahkan dalam momen-momen tak terduga seperti saat kita bersin. Ini adalah bentuk rasa syukur yang sederhana namun mendalam, yang memperkaya pengalaman spiritual kita dan mempererat tali persaudaraan.