Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah luka yang dalam, bukan hanya bagi pasangan, tetapi juga bagi fondasi keluarga. Ketika seorang suami melakukan perselingkuhan, banyak pertanyaan muncul, terutama mengenai keadilan dan apa yang akan terjadi kelak. Dalam ajaran agama, khususnya Islam, terdapat keyakinan kuat bahwa segala perbuatan, baik atau buruk, akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Ini berlaku bagi semua orang, termasuk suami yang berkhianat.
Allah SWT adalah Al-'Adl (Maha Adil). Keadilan-Nya meliputi segala aspek kehidupan, dan tak ada satu pun perbuatan manusia yang luput dari pengawasan-Nya. Perselingkuhan merupakan pelanggaran janji suci pernikahan, bentuk ketidaksetiaan, dan pengkhianatan kepercayaan yang telah diberikan oleh sang istri. Perbuatan ini tidak hanya merusak hubungan antarmanusia, tetapi juga melanggar batas-batas moral dan agama yang telah digariskan.
Balasan dari Allah untuk suami yang selingkuh bukanlah dalam bentuk balas dendam seperti yang mungkin dibayangkan manusia. Namun, balasan itu hadir dalam bentuk konsekuensi logis dari perbuatannya, serta manifestasi dari keadilan-Nya yang Maha Sempurna. Sebagian balasan mungkin dirasakan di dunia ini, sementara sebagian lainnya akan diterima di akhirat kelak. Kehidupan dunia seringkali memberikan pelajaran dan penderitaan yang setimpal sebagai bentuk peringatan dan pembersihan dosa, jika memang ada penyesalan.
Banyak hikmah yang bisa dipetik dari situasi ini. Perselingkuhan dapat mengakibatkan berbagai masalah yang berujung pada penderitaan bagi suami itu sendiri. Misalnya:
Di sisi lain, balasan yang paling berat tentu akan diterima di akhirat. Allah SWT telah menegaskan dalam banyak ayat-Nya bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan amal sekecil apa pun. Perselingkuhan adalah dosa besar yang dapat menyebabkan murka Allah jika tidak segera disesali dan diperbaiki. Suami yang berkhianat akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya di hadapan Allah. Dosa ini dapat menambah berat timbangan keburukan di akhirat, dan bisa berujung pada siksaan yang pedih jika tidak ada ampunan dari Allah.
Namun, pintu taubat selalu terbuka lebar bagi siapa saja yang benar-benar menyesal. Jika suami menyadari kesalahannya, bertaubat dengan tulus, memohon ampunan kepada Allah, serta berusaha memperbaiki hubungannya dengan sang istri, maka Allah Maha Pengampun. Keinginan untuk memperbaiki diri adalah langkah awal menuju pemulihan, baik secara spiritual maupun emosional.
Penting bagi istri yang mengalami hal ini untuk tidak berputus asa. Mengadu kepada Allah, memohon kekuatan dan petunjuk adalah cara terbaik. Yakinlah bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar. Balasan yang akan diterima suami yang selingkuh adalah cerminan dari pilihan yang telah ia buat. Keadilan Allah pasti tegak, baik di dunia maupun di akhirat. Fokuslah pada diri sendiri, jaga hati, dan serahkan segala urusan kepada Allah SWT yang Maha Bijaksana.
"Dan tidak ada Tuhan selain Allah; dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS. An-Nisa' [4]: 139)