Penyakit disentri adalah infeksi usus yang menimbulkan peradangan dan seringkali disertai dengan diare berdarah atau berlendir. Meskipun sering dikaitkan dengan kebersihan, disentri adalah penyakit disentri disebabkan oleh bakteri atau amuba. Memahami jenis bakteri yang menjadi biang keladi dan cara penyebarannya adalah langkah pertama yang krusial dalam pencegahan dan penanganan.
Dua Jenis Utama Disentri
Secara umum, disentri terbagi menjadi dua jenis utama, berdasarkan agen penyebabnya:
- Disentri Basiler (Shigellosis): Ini adalah bentuk disentri yang paling umum terjadi, dan seperti namanya, penyakit disentri disebabkan oleh bakteri dari genus Shigella. Ada beberapa spesies dalam genus ini yang dapat menyebabkan disentri, seperti Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, Shigella boydii, dan Shigella sonnei. Bakteri ini sangat menular dan dapat menyebabkan gejala yang parah.
- Disentri Amebik (Amebiasis): Jenis disentri ini disebabkan oleh parasit bersel tunggal bernama Entamoeba histolytica. Parasit ini menyerang usus besar dan dapat menyebabkan peradangan, luka, dan gejala disentri. Meskipun bukan bakteri, Entamoeba histolytica juga merupakan agen infeksius yang menyebar melalui jalur serupa.
Bagaimana Penyakit Disentri Disebabkan oleh Bakteri Menyebar?
Penyebaran penyakit disentri disebabkan oleh bakteri, terutama Shigella, umumnya terjadi melalui rute fekal-oral. Ini berarti bakteri keluar dari tubuh orang yang terinfeksi melalui tinja, dan kemudian masuk ke tubuh orang lain.
Beberapa cara penularan yang paling umum meliputi:
- Kontaminasi Makanan dan Air: Bakteri Shigella dapat mencemari sumber air minum atau makanan yang dikonsumsi, terutama jika penanganan makanan tidak higienis. Sayuran mentah yang dicuci dengan air terkontaminasi atau makanan yang diolah oleh orang yang terinfeksi dan tidak mencuci tangan dengan benar adalah contoh umum.
- Kontak Langsung: Berjabat tangan atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata dapat menularkan bakteri. Ini sering terjadi di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, seperti rumah tangga dengan jamban yang tidak memadai atau di daerah kumuh.
- Kebersihan Diri yang Buruk: Kegagalan mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet atau mengganti popok bayi yang terinfeksi adalah faktor risiko utama.
Gejala Disentri yang Perlu Diwaspadai
Setelah terpapar bakteri penyebab disentri, gejala biasanya muncul dalam waktu 1 hingga 3 hari. Gejala umum meliputi:
- Diare, yang bisa ringan hingga berat.
- Tinja berdarah atau berlendir.
- Demam.
- Sakit perut atau kram.
- Keinginan untuk buang air besar yang mendesak (tenesmus).
- Mual dan muntah (pada beberapa kasus).
Pencegahan adalah Kunci
Karena penyakit disentri disebabkan oleh bakteri yang menular melalui fekal-oral, pencegahan berfokus pada kebersihan dan sanitasi yang baik. Langkah-langkah pencegahan yang efektif antara lain:
- Cuci Tangan yang Benar: Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menggunakan toilet, mengganti popok, sebelum makan, dan sebelum menyiapkan makanan.
- Konsumsi Makanan dan Air Bersih: Pastikan makanan dimasak matang sempurna, sayuran dicuci bersih, dan air minum berasal dari sumber yang aman atau dimasak hingga mendidih.
- Sanitasi yang Baik: Pastikan akses ke jamban yang bersih dan layak, serta kelola limbah rumah tangga dengan benar.
- Hindari Mengolah Makanan Saat Sakit: Orang yang menderita diare sebaiknya tidak mengolah makanan untuk orang lain.
Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?
Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala disentri, terutama jika disertai diare berdarah atau dehidrasi parah, segera cari pertolongan medis. Dokter dapat mendiagnosis disentri, menentukan penyebabnya (bakteri atau amuba), dan memberikan pengobatan yang tepat, seperti antibiotik untuk disentri basiler. Penanganan yang cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.