Ilustrasi visual sederhana yang menunjukkan perbedaan dan kesamaan antara bakteri Salmonella dan Shigella.
Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri adalah masalah kesehatan umum yang dapat dialami siapa saja. Dua jenis bakteri yang sering menjadi penyebab adalah Salmonella dan Shigella. Meskipun keduanya dapat menimbulkan gejala yang mirip, seperti diare, kram perut, dan demam, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya yang penting untuk dipahami, baik dari segi karakteristik bakteri, cara penularan, hingga penanganan medis.
Perbedaan paling signifikan terletak pada klasifikasi dan karakteristik biologis kedua bakteri ini. Salmonella adalah genus bakteri Gram-negatif, berbentuk batang, dan bersifat motil (dapat bergerak aktif) berkat adanya flagela. Bakteri ini termasuk dalam keluarga Enterobacteriaceae dan memiliki lebih dari 2.500 serotipe berbeda. Beberapa jenis Salmonella, seperti Salmonella Typhi, dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius seperti tifus.
Sementara itu, Shigella juga merupakan bakteri Gram-negatif, berbentuk batang, dan termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Namun, Shigella umumnya tidak memiliki flagela, sehingga tidak bersifat motil. Bakteri ini dibagi menjadi empat spesies utama: Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, Shigella boydii, dan Shigella sonnei. Shigella dikenal karena kemampuannya menginvasi sel epitel usus besar dan menyebabkan disentri baciler, suatu kondisi yang ditandai dengan diare berdarah dan berlendir.
Baik Salmonella maupun Shigella umumnya ditularkan melalui jalur fekal-oral. Ini berarti penularan terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri tersebut. Kontaminasi ini seringkali disebabkan oleh kebersihan pribadi yang buruk, penanganan makanan yang tidak higienis, atau konsumsi produk yang terinfeksi.
Salmonella sering ditemukan pada hewan ternak, unggas, telur, dan produk susu yang tidak dipasteurisasi. Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh kontaminasi silang dari produk mentah atau tidak dimasak matang adalah sumber infeksi yang umum. Daging ayam mentah atau setengah matang, telur mentah, serta buah dan sayuran yang terkontaminasi seringkali menjadi media penularan.
Shigella lebih sering menyebar melalui kontak langsung antar individu, terutama di tempat-tempat dengan sanitasi yang buruk, seperti fasilitas penitipan anak atau rumah sakit. Penularan melalui makanan dan air juga umum terjadi, terutama jika tercemar oleh orang yang terinfeksi yang tidak mencuci tangan dengan benar setelah buang air besar. Diare yang sangat menular dari penderita Shigella memudahkan penyebarannya.
Gejala infeksi Salmonella biasanya muncul dalam waktu 6 hingga 72 jam setelah terpapar bakteri dan dapat berlangsung selama beberapa hari hingga seminggu. Gejala umum meliputi diare (terkadang berdarah), demam, kram perut, mual, dan muntah. Dalam kasus yang lebih parah, terutama infeksi oleh Salmonella Typhi, dapat menyebabkan tifus, penyakit sistemik yang berpotensi mengancam jiwa jika tidak diobati.
Infeksi Shigella, atau shigellosis, seringkali menyebabkan gejala yang lebih parah dan lebih cepat muncul, biasanya dalam 1 hingga 2 hari. Diare yang seringkali berdarah dan berlendir, disertai dengan demam tinggi, sakit perut yang hebat, dan keinginan untuk buang air besar yang mendesak (tenesmus) adalah ciri khasnya. Shigellosis umumnya lebih fokus pada infeksi saluran pencernaan bagian bawah (usus besar).
Penanganan untuk kedua infeksi ini sebagian besar bersifat suportif, berfokus pada penggantian cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare. Pemberian obat antidiare tidak selalu disarankan karena dapat memperpanjang waktu eliminasi bakteri. Antibiotik mungkin diresepkan dalam kasus infeksi yang parah atau pada individu yang berisiko tinggi komplikasi.
Pencegahan adalah kunci utama. Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air, terutama setelah dari toilet, mengganti popok, sebelum makan, dan setelah menangani daging mentah, sangat penting. Memasak makanan hingga matang, menghindari konsumsi telur mentah atau susu yang tidak dipasteurisasi, serta memastikan air minum bersih adalah langkah pencegahan yang efektif untuk kedua jenis infeksi bakteri ini.
Memahami perbedaan antara Salmonella dan Shigella, mulai dari sifat bakteri hingga cara penularan dan gejala, membantu kita dalam mengambil langkah pencegahan yang tepat dan mengenali kapan harus mencari pertolongan medis. Kebersihan pribadi dan keamanan pangan tetap menjadi garda terdepan dalam melindungi diri dari kedua ancaman bakteri ini.