Ilustrasi: Simbol Salmonella
Identifikasi bakteri patogen seperti Salmonella sangat krusial dalam industri pangan, kesehatan masyarakat, dan diagnostik klinis. Salah satu metode paling umum dan andal untuk mengonfirmasi keberadaan dan mengidentifikasi spesies Salmonella adalah melalui serangkaian uji biokimia. Uji-uji ini memanfaatkan perbedaan karakteristik metabolisme antar bakteri, termasuk kemampuan Salmonella dalam mengolah berbagai substrat menjadi produk akhir yang spesifik.
Bakteri Salmonella merupakan penyebab umum penyakit bawaan makanan yang dapat menimbulkan gejala gastrointestinal serius. Keakuratan dalam mendeteksi keberadaannya sangat vital untuk mencegah penyebaran wabah dan memastikan keamanan pangan. Uji biokimia berperan sebagai langkah konfirmasi penting setelah isolasi awal bakteri pada media selektif. Uji ini membantu membedakan Salmonella dari bakteri lain yang mungkin tumbuh bersamaan, termasuk enterik lainnya.
Prinsip utama di balik uji biokimia adalah mendeteksi aktivitas enzim spesifik yang dimiliki oleh Salmonella atau produk metabolik yang dihasilkan dari konsumsi nutrisi tertentu. Bakteri ini memiliki serangkaian jalur metabolisme yang khas. Misalnya, Salmonella umumnya bersifat urease negatif (tidak memecah urea), dapat memfermentasi glukosa menjadi asam dan gas, serta memiliki kemampuan memproduksi hidrogen sulfida (H₂S) dan bergerak (motil). Perbedaan reaksi terhadap berbagai uji inilah yang menjadi dasar identifikasi.
Beberapa uji biokimia yang sering dikombinasikan untuk identifikasi Salmonella meliputi:
Dengan mengamati kombinasi hasil dari berbagai uji biokimia ini, para ilmuwan dapat secara meyakinkan mengidentifikasi dan mengonfirmasi keberadaan bakteri Salmonella dalam sampel yang diuji. Keakuratan dan reliabilitas metode ini menjadikannya standar emas dalam laboratorium mikrobiologi selama bertahun-tahun, meskipun terus dikembangkan bersama dengan metode molekuler yang lebih cepat.