Susu, minuman bernutrisi yang kerap dikonsumsi sejak usia dini, seringkali diasosiasikan dengan kebaikan. Namun, di balik kesegarannya, susu ternyata juga merupakan media yang ideal bagi pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri. Kehadiran bakteri dalam susu inilah yang kerap menimbulkan pertanyaan: apakah semua bakteri berbahaya, atau ada juga yang bermanfaat?
Tidak semua bakteri yang ada dalam susu bersifat merugikan. Sebagian besar di antaranya adalah bakteri baik, atau yang lebih dikenal dengan sebutan probiotik. Bakteri probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan kita. Mereka membantu menyeimbangkan mikroflora usus, mencegah pertumbuhan bakteri patogen (berbahaya), dan bahkan dapat membantu dalam produksi vitamin tertentu.
Proses fermentasi susu menjadi produk seperti yogurt dan kefir sangat bergantung pada aktivitas bakteri baik ini. Melalui fermentasi, laktosa (gula dalam susu) diubah menjadi asam laktat, yang memberikan rasa khas dan tekstur kental pada produk-produk tersebut. Proses ini tidak hanya mengubah rasa dan tekstur, tetapi juga meningkatkan nilai gizi dan daya tahan susu.
Di sisi lain, susu juga bisa terkontaminasi oleh bakteri patogen. Bakteri ini bisa berasal dari berbagai sumber, mulai dari lingkungan peternakan, proses pemerahan, hingga penanganan pasca-pemerahan yang tidak higienis. Beberapa bakteri patogen yang umum ditemukan dalam susu mentah dan dapat menyebabkan penyakit antara lain Salmonella, E. coli O157:H7, Listeria monocytogenes, dan Campylobacter.
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen ini dapat bervariasi dari gejala ringan seperti diare dan muntah, hingga kondisi yang lebih serius dan mengancam jiwa, terutama bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Gejala keracunan makanan akibat bakteri patogen biasanya muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi susu atau produk susu yang terkontaminasi.
Untuk memastikan keamanan susu yang sampai ke tangan konsumen, berbagai metode pengolahan telah dikembangkan. Salah satu metode yang paling umum adalah pasteurisasi. Proses pasteurisasi, yang melibatkan pemanasan susu pada suhu tertentu selama periode waktu tertentu, efektif dalam membunuh sebagian besar bakteri patogen tanpa secara signifikan mengurangi nilai gizi susu. Susu pasteurisasi adalah pilihan yang jauh lebih aman untuk dikonsumsi dibandingkan susu mentah.
Selain pasteurisasi, sterilisasi juga merupakan metode pengolahan lain yang bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme dalam susu, sehingga memberikan masa simpan yang lebih lama. Pemilihan metode pengolahan yang tepat dan penerapan standar kebersihan yang ketat di seluruh rantai pasok susu adalah kunci utama untuk melindungi kesehatan konsumen dari ancaman bakteri berbahaya.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai peran bakteri dalam susu, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, konsumen dapat membuat pilihan yang lebih bijak dan memastikan bahwa asupan susu mereka aman dan menyehatkan.