Pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) adalah teknik diagnostik mikroskopis yang krusial untuk mengidentifikasi bakteri dalam kelompok Mycobacterium, yang paling terkenal adalah Mycobacterium tuberculosis penyebab tuberkulosis. Proses ini mengandalkan sifat dinding sel bakteri ini yang kaya akan asam mikolat, membuatnya tahan terhadap dekolorisasi oleh asam-alkohol setelah diwarnai. Dengan memahami cara pewarnaan BTA yang tepat, tenaga medis dapat mempercepat diagnosis dan penanganan pasien. Artikel ini akan mengupas tuntas langkah-langkahnya.
Prinsip utama pewarnaan BTA adalah diferensiasi berdasarkan ketahanan dinding sel terhadap asam-alkohol. Bakteri BTA akan mempertahankan pewarna primer (biasanya karbol fuksin) meskipun telah diberi larutan dekolorisasi asam-alkohol. Sementara itu, bakteri non-BTA yang tidak memiliki komposisi dinding sel serupa akan kehilangan pewarna primer dan dapat diwarnai kembali oleh pewarna sekunder (biasanya metilen blue).
Metode Ziehl-Neelsen adalah yang paling umum digunakan dan terdiri dari beberapa tahapan penting:
Jika ditemukan batang berwarna merah atau merah muda, maka hasil pewarnaan BTA adalah positif. Bakteri ini adalah BTA. Jika tidak ditemukan batang berwarna merah atau merah muda, dan yang terlihat hanya batang berwarna biru (warna dari metilen blue), maka hasil pewarnaan BTA adalah negatif.
Keakuratan hasil sangat bergantung pada kualitas apusan, teknik pewarnaan, dan keahlian pembaca mikroskop. Prosedur yang cermat akan memastikan deteksi dini yang sangat penting untuk mengendalikan penyebaran infeksi, terutama tuberkulosis.
Cari Tahu Lebih Lanjut Tentang Diagnosis Tuberkulosis