Ilustrasi sederhana bakteri coliform.
}Keberadaan bakteri coliform dalam sumber air seringkali menjadi penanda utama mengenai potensi kontaminasi tinja dari manusia atau hewan. Bakteri ini sendiri umumnya tidak berbahaya secara langsung, namun kehadirannya menunjukkan bahwa patogen lain yang lebih serius, seperti bakteri E. coli, Salmonella, atau virus, mungkin juga ada. Oleh karena itu, identifikasi dan pemantauan contoh bakteri coliform menjadi krusial dalam menjaga kesehatan masyarakat dan memastikan keamanan pasokan air minum.
Bakteri coliform adalah kelompok bakteri Gram-negatif berbentuk batang yang dapat memfermentasi laktosa pada suhu 35-37 derajat Celcius. Mereka hidup secara alami di lingkungan, terutama di tanah dan air, serta ditemukan dalam jumlah besar di saluran pencernaan hewan berdarah panas, termasuk manusia. Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Keberadaan mereka dalam air yang seharusnya bersih menjadi sinyal peringatan dini.
Secara umum, bakteri coliform dibagi menjadi tiga subkelompok utama, yang masing-masing memiliki karakteristik dan implikasi berbeda terkait dengan sumber kontaminasi:
Total Coliform: Kelompok ini adalah yang paling luas. Mereka dapat ditemukan di lingkungan di luar saluran pencernaan hewan, seperti di tanah dan vegetasi. Keberadaan total coliform saja tidak selalu menunjukkan kontaminasi tinja, namun dapat mengindikasikan adanya masalah dalam sistem pengolahan atau distribusi air, seperti kegagalan desinfeksi atau intrusi air permukaan.
Fecal Coliform: Subkelompok ini lebih spesifik. Bakteri fecal coliform adalah bagian dari total coliform yang mampu tumbuh pada suhu yang lebih tinggi, yaitu 44.5 derajat Celcius. Suhu ini mencerminkan suhu rata-rata saluran pencernaan hewan berdarah panas. Jadi, ditemukannya fecal coliform dalam sampel air merupakan indikasi yang lebih kuat adanya kontaminasi tinja.
Escherichia coli (E. coli): E. coli adalah bagian dari fecal coliform, namun merupakan indikator paling spesifik dari kontaminasi tinja manusia dan hewan. Sebagian besar strain E. coli tidak berbahaya dan merupakan bagian normal dari mikrobiota usus. Namun, beberapa strain E. coli dapat menyebabkan penyakit serius, seperti diare berdarah, infeksi saluran kemih, dan bahkan sindrom uremik hemolitik. Oleh karena itu, keberadaan E. coli dalam air minum adalah masalah serius yang memerlukan tindakan segera.
Dunia kesehatan dan sanitasi sangat bergantung pada pengujian bakteri coliform sebagai metode pemeriksaan kualitas air yang praktis dan efisien. Beberapa alasan utama meliputi:
Indikator Keselamatan Air: Seperti yang telah disebutkan, kehadiran coliform, terutama fecal coliform dan E. coli, menunjukkan potensi risiko kesehatan akibat mikroorganisme patogen lainnya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pencernaan dan infeksi.
Evaluasi Efektivitas Pengolahan Air: Pengujian coliform membantu mengevaluasi apakah proses pengolahan air, termasuk desinfeksi (misalnya, klorinasi), bekerja secara efektif untuk membunuh mikroorganisme berbahaya.
Identifikasi Titik Kontaminasi: Dengan memantau keberadaan coliform di berbagai titik dalam sistem distribusi air, kita dapat mengidentifikasi potensi kebocoran, kerusakan pipa, atau masalah lain yang memungkinkan masuknya kontaminan.
Perlindungan Kesehatan Masyarakat: Terutama bagi sumber air minum, menjaga agar kadar coliform berada di bawah batas yang ditetapkan oleh regulasi kesehatan adalah langkah fundamental untuk mencegah wabah penyakit yang ditularkan melalui air.
Penting untuk diingat bahwa batas aman keberadaan bakteri coliform sangat ketat, terutama untuk air minum. Ketiadaan total coliform dan fecal coliform di setiap 100 mL sampel air biasanya menjadi standar baku mutu yang ideal.
Ada beberapa metode standar yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri coliform, di antaranya adalah metode membran filtrasi, metode MPN (Most Probable Number), dan metode enzimatik. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya, namun semuanya bertujuan untuk memberikan hasil yang akurat mengenai tingkat kontaminasi bakteri.
Pemahaman mengenai contoh bakteri coliform dan implikasinya terhadap kualitas air adalah langkah awal yang krusial dalam upaya menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat. Pengujian rutin dan tindakan pencegahan yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan pasokan air yang aman bagi semua.