Balanitis adalah peradangan pada kepala penis (glans) dan terkadang kulup (preputium) pada pria yang tidak disunat. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, rasa sakit, gatal, kemerahan, dan pembengkakan. Memahami berbagai penyebab balanitis sangat penting agar penanganan yang tepat dapat diberikan dan mencegah kekambuhan.
Infeksi Sebagai Penyebab Utama Balanitis
Penyebab balanitis paling umum adalah infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun jamur. Kebersihan yang buruk seringkali menjadi faktor pemicu utama berkembangnya infeksi ini.
Infeksi Jamur (Kandidiasis): Jamur Candida albicans adalah penyebab paling sering dari balanitis jamur. Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria yang tidak menjaga kebersihan area genital dengan baik, mengalami obesitas, menderita diabetes, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gejalanya meliputi rasa gatal, kemerahan, ruam, dan keluarnya cairan putih kental dari bawah kulup.
Infeksi Bakteri: Berbagai jenis bakteri juga dapat menyebabkan balanitis. Bakteri dapat tumbuh subur di area yang lembap dan tidak bersih. Infeksi bakteri seringkali ditandai dengan kemerahan, rasa nyeri yang hebat, pembengkakan, dan terkadang keluar nanah.
Iritasi dan Alergi
Selain infeksi, iritasi dan reaksi alergi terhadap zat-zat tertentu juga dapat memicu peradangan pada kepala penis.
Sabun dan Pembersih: Penggunaan sabun dengan pewangi kuat, deterjen, atau pembersih intim yang keras dapat mengiritasi kulit sensitif di area genital.
Latex: Bagi sebagian orang, bahan lateks yang terdapat pada kondom atau pelumas dapat menimbulkan reaksi alergi.
Jejak Urine: Sisa urine yang tertinggal di bawah kulup, terutama jika kebersihan kurang terjaga, dapat menjadi iritan.
Kondisi Kulit dan Penyakit Tertentu
Beberapa kondisi medis dan penyakit kulit juga memiliki kaitan dengan balanitis.
Diabetes Melitus: Kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur dan bakteri. Penderita diabetes lebih rentan mengalami balanitis berulang.
Dermatitis: Kondisi kulit seperti dermatitis kontak, psoriasis, atau eksim dapat menyebar ke area genital dan menyebabkan peradangan.
Fimosis: Fimosis adalah kondisi di mana kulup penis tidak dapat ditarik ke belakang dengan mudah. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan smegma (campuran sel kulit mati, minyak, dan kelembapan) yang menjadi sarang bakteri dan jamur, sehingga meningkatkan risiko balanitis.
Kebersihan yang Buruk
Ini adalah faktor risiko paling signifikan dan mudah dihindari. Tidak membersihkan area di bawah kulup secara teratur dapat menyebabkan penumpukan smegma dan kelembapan, yang menjadi media ideal bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Bagi pria yang tidak disunat, sangat penting untuk menarik kulup ke belakang saat mandi dan membersihkannya dengan air bersih.
Faktor Lain
Beberapa faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap balanitis antara lain:
Penggunaan pelumas yang tidak cocok.
Cedera pada area genital.
Obat-obatan tertentu yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Jika Anda mengalami gejala balanitis, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis yang tepat akan membantu menentukan penyebab balanitis Anda dan memberikan pengobatan yang paling efektif, yang mungkin meliputi krim antijamur, antibiotik, atau saran mengenai kebersihan yang lebih baik. Menjaga kebersihan area genital secara rutin adalah langkah pencegahan terbaik terhadap balanitis.