Disentri adalah kondisi peradangan pada usus, terutama usus besar, yang ditandai dengan gejala seperti diare berdarah, kram perut yang hebat, demam, dan rasa ingin buang air besar yang sering namun tidak tuntas. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, namun lebih umum terjadi pada anak-anak. Memahami penyebab sakit disentri sangat penting untuk melakukan pencegahan dan penanganan yang tepat.
Penyebab utama disentri adalah infeksi bakteri atau parasit yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Organisme ini biasanya menyerang lapisan usus, menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan luka yang akhirnya mengeluarkan darah dan lendir ke dalam tinja.
Bakteri yang paling sering menyebabkan disentri adalah dari genus Shigella. Infeksi ini dikenal sebagai disentri basiler. Bakteri Shigella sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat, terutama di lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan kepadatan penduduk yang tinggi.
Cara penularan bakteri Shigella meliputi:
Selain Shigella, bakteri lain seperti Salmonella, Campylobacter, dan E. coli tertentu juga terkadang bisa menyebabkan gejala disentri, meskipun tidak sesering Shigella.
Disentri yang disebabkan oleh parasit umumnya disebut disentri amuba. Parasit yang paling umum menyebabkan kondisi ini adalah Entamoeba histolytica. Organisme ini dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia dalam bentuk kista yang resisten. Mirip dengan bakteri, penularan parasit ini juga terjadi melalui:
Disentri amuba bisa lebih berbahaya karena parasit dapat menyebar ke organ lain di luar usus, seperti hati, paru-paru, atau otak, meskipun kasus ini jarang terjadi.
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena disentri, antara lain:
Mengingat penyebab sakit disentri yang berhubungan erat dengan kebersihan dan sanitasi, pencegahan menjadi lini pertahanan pertama. Tindakan pencegahan sederhana namun efektif meliputi:
Dengan memahami penyebab dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, risiko terkena disentri dapat diminimalkan. Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala disentri, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat.