Ilustrasi Bakpia Basah (kiri) dan Bakpia Kering (kanan)
Bakpia Pathok, oleh-oleh khas Yogyakarta yang legendaris, memiliki dua varian utama yang seringkali membingungkan para penikmatnya: bakpia basah dan bakpia kering. Meskipun sama-sama terbuat dari bahan dasar tepung terigu, kacang hijau, dan gula, kedua jenis bakpia ini menawarkan pengalaman rasa dan tekstur yang sangat berbeda. Memahami perbedaan ini akan membantu Anda memilih bakpia yang paling sesuai dengan selera Anda.
Bakpia basah adalah jenis bakpia yang paling umum dikenal dan seringkali menjadi favorit banyak orang. Ciri khas utama dari bakpia basah adalah teksturnya yang sangat lembut dan cenderung lumer di mulut. Kulit luarnya tipis, lembap, dan sedikit kenyal, sementara isian kacang hijaunya terasa begitu halus dan lembut, hampir seperti pasta. Kelembutan ini membuatnya mudah dinikmati tanpa perlu banyak mengunyah.
Proses pembuatan bakpia basah biasanya melibatkan sedikit lebih banyak air atau minyak pada adonan kulitnya, serta waktu pemanggangan yang relatif lebih singkat. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kelembapan pada isian dan kulitnya. Karena sifatnya yang lembap, bakpia basah memiliki daya tahan yang lebih pendek dibandingkan bakpia kering. Umumnya, bakpia basah hanya bertahan sekitar 3-5 hari pada suhu ruang, sehingga sangat disarankan untuk segera dikonsumsi setelah pembelian.
Rasa bakpia basah seringkali terasa lebih "berlemak" dan manisnya lebih terasa pekat karena isiannya yang lembap dan padat. Ini menjadikannya pilihan sempurna bagi Anda yang menyukai sensasi manis yang memanjakan lidah dan tekstur yang lembut.
Berbeda dengan saudaranya yang basah, bakpia kering menawarkan pengalaman yang sama sekali berbeda. Seperti namanya, bakpia kering memiliki kulit luar yang renyah dan lebih padat. Saat digigit, Anda akan mendengar bunyi kriuk yang khas. Tekstur kulitnya lebih tebal dan tidak lembap, memberikan sensasi gigitan yang lebih berkarakter.
Isian kacang hijau pada bakpia kering cenderung lebih kering dan sedikit lebih kasar dibandingkan bakpia basah. Meskipun begitu, isiannya tetap kaya rasa dan manis, namun dengan profil rasa yang lebih terdefinisi. Proses pemanggangan bakpia kering biasanya lebih lama dan pada suhu yang sedikit berbeda, hal ini bertujuan untuk mengeluarkan kadar air sehingga menghasilkan tekstur yang kering dan renyah.
Keunggulan utama bakpia kering adalah daya tahannya yang lebih lama. Bakpia jenis ini bisa bertahan hingga 7-10 hari, bahkan lebih jika disimpan dengan baik. Ini menjadikannya pilihan yang sangat baik bagi Anda yang ingin membawa oleh-oleh ke luar kota atau daerah yang jauh, tanpa khawatir bakpia akan cepat basi. Kerenyahannya juga membuat bakpia ini cocok dinikmati bersama minuman hangat seperti teh atau kopi, yang dapat menyeimbangkan rasa manisnya.
Pada akhirnya, pilihan antara bakpia basah dan bakpia kering sangat bergantung pada preferensi pribadi. Jika Anda menyukai tekstur yang lumer di mulut, lembut, dan manis yang pekat, maka bakpia basah adalah jawabannya. Namun, jika Anda adalah penggemar kerenyahan, sensasi gigitan yang memuaskan, dan daya tahan yang lebih lama, maka bakpia kering akan menjadi pilihan yang tepat.
Saat berkunjung ke Yogyakarta, jangan ragu untuk mencoba kedua varian ini. Banyak toko bakpia yang menawarkan kedua jenis tersebut, bahkan seringkali ada varian rasa baru yang ditambahkan. Cobalah keduanya, bandingkan, dan temukan mana yang paling "klik" di hati dan lidah Anda. Selamat menikmati kelezatan bakpia Pathok!