Diagram sederhana perbandingan struktur dinding sel bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Dalam dunia mikrobiologi, identifikasi bakteri merupakan langkah krusial untuk memahami peranannya, baik dalam kesehatan manusia, lingkungan, maupun industri. Salah satu metode klasik namun sangat efektif untuk membedakan jenis bakteri adalah pewarnaan Gram. Metode ini mengklasifikasikan bakteri ke dalam dua kelompok utama: Gram positif dan Gram negatif, berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Perbedaan paling mendasar antara bakteri Gram positif dan Gram negatif terletak pada komposisi dan ketebalan dinding sel mereka. Dinding sel bakteri berperan penting dalam menjaga bentuk sel, melindungi dari tekanan osmotik, dan berinteraksi dengan lingkungan.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang relatif tebal dan kompleks, yang sebagian besar terdiri dari lapisan peptidoglikan. Lapisan ini bisa mencapai ketebalan hingga 20-80 nanometer. Kehadiran lapisan peptidoglikan yang tebal ini memungkinkan bakteri Gram positif untuk mempertahankan warna utama pewarnaan, yaitu mor dan ungu, bahkan setelah dicuci dengan alkohol. Selain peptidoglikan, dinding sel Gram positif juga mengandung asam teikoat dan asam lipoteikoat, yang memainkan peran dalam adhesi dan respons imun.
Sebaliknya, bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang jauh lebih tipis, dengan lapisan peptidoglikan yang hanya setebal 2-10 nanometer. Dinding sel ini terletak di antara membran sitoplasma bagian dalam dan membran luar. Membran luar ini merupakan ciri khas bakteri Gram negatif dan mengandung lipopolisakarida (LPS) yang dapat memicu respons imun pada inang. Karena lapisan peptidoglikannya yang tipis dan adanya membran luar, bakteri Gram negatif tidak mampu mempertahankan warna mor saat dicuci dengan alkohol selama proses pewarnaan Gram. Mereka kemudian menyerap warna kedua, biasanya merah muda atau merah, yang diaplikasikan sebagai pewarna pencounter.
Proses pewarnaan Gram melibatkan empat langkah utama:
Perbedaan dalam struktur dinding sel antara bakteri Gram positif dan Gram negatif menjadi dasar dari metode pewarnaan Gram. Kemampuan dinding sel untuk mempertahankan atau kehilangan pewarna utama setelah dekolorisasi adalah kunci utama dalam klasifikasi ini. Pemahaman yang baik tentang perbedaan ini sangat penting dalam diagnosis klinis, pengembangan antibiotik, dan penelitian mikrobiologi secara umum, karena beberapa antibiotik lebih efektif terhadap satu kelompok dibandingkan kelompok lainnya.