Ketika mendengar kata Tuberkulosis (TBC), banyak dari kita mungkin langsung teringat batuk berkepanjangan atau masalah paru-paru. Namun, di balik gejala yang terlihat, terdapat satu agen penyebab utama yang bekerja tanpa terdeteksi: bakteri TB. Bakteri ini, secara ilmiah dikenal sebagai Mycobacterium tuberculosis, adalah mikroorganisme penyebab penyakit menular yang telah menjadi tantangan kesehatan global selama berabad-abad. Memahami bakteri TB lebih dalam adalah langkah krusial dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TBC.
Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri aerobik berbentuk batang yang merupakan anggota dari genus Mycobacterium. Ciri khas bakteri ini adalah dinding selnya yang kaya akan asam mikolat, lapisan lilin yang membuatnya tahan terhadap lingkungan asam dan kering, serta memberikan resistensi terhadap obat-obatan tertentu dan sistem kekebalan tubuh. Bentuk batang dan lapisan lilin ini juga berkontribusi pada sifatnya yang bertahan hidup di luar sel inang untuk sementara waktu.
Penyebaran bakteri TB utamanya terjadi melalui udara. Ketika seseorang yang terinfeksi TBC aktif (terutama TBC paru) batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi, mereka mengeluarkan percikan kecil berisi bakteri TB ke udara. Orang lain yang menghirup percikan udara yang terkontaminasi inilah yang berisiko tertular. Bakteri yang terhirup akan masuk ke dalam paru-paru. Sebagian besar orang yang terpapar bakteri TB akan berhasil dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh mereka, sehingga bakteri menjadi tidak aktif atau laten. Namun, pada sebagian orang, bakteri ini dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit TBC aktif.
Infeksi oleh bakteri TB tidak selalu langsung menimbulkan gejala. Tahap awal seringkali berupa infeksi laten, di mana bakteri ada di dalam tubuh tetapi tidak aktif dan tidak menular. Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah, bakteri yang laten ini dapat menjadi aktif dan menyebabkan TBC aktif. Gejala TBC aktif yang paling umum meliputi:
Meskipun TBC paling sering menyerang paru-paru, bakteri ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, tulang, sendi, otak, ginjal, dan organ reproduksi, menyebabkan TBC di luar paru (ekstrapulmonal).
Pencegahan TBC melibatkan beberapa strategi. Vaksinasi BCG dapat memberikan perlindungan terhadap bentuk TBC yang parah pada anak-anak. Menjaga kebersihan pernapasan, seperti menutup mulut saat batuk atau bersin, serta menjaga ventilasi udara yang baik di dalam ruangan, juga penting. Bagi mereka yang teridentifikasi terpapar bakteri TB atau memiliki TBC laten, pengobatan pencegahan dengan obat antituberkulosis dapat direkomendasikan untuk mencegah perkembangan menjadi TBC aktif.
Pengobatan TBC aktif memerlukan rejimen obat antituberkulosis yang spesifik dan harus diselesaikan sepenuhnya untuk memastikan bakteri TB berhasil dibasmi dan mencegah perkembangan resistensi obat. Pengobatan biasanya berlangsung selama beberapa bulan. Kerjasama pasien dan tenaga kesehatan sangat vital dalam keberhasilan pengobatan.
Bakteri TB, Mycobacterium tuberculosis, adalah musuh yang perlu kita kenali. Dengan memahami cara penyebarannya, gejala yang ditimbulkannya, serta pentingnya pencegahan dan pengobatan yang tepat, kita dapat bersama-sama memerangi TBC dan mengurangi beban penyakit ini di masyarakat. Kesadaran dan tindakan proaktif adalah kunci utama dalam mengendalikan penyebaran bakteri TB.