Meninggalkan sholat adalah sebuah persoalan serius dalam ajaran Islam. Sholat merupakan tiang agama, sebuah kewajiban fundamental yang menghubungkan seorang hamba dengan Sang Pencipta. Pertanyaan mengenai "balasan meninggalkan sholat" seringkali muncul, bukan sekadar untuk mencari hukuman, melainkan untuk memahami kesungguhan dan konsekuensi dari kelalaian ini.
Dalam pandangan Islam, balasan bagi mereka yang secara sengaja dan terus-menerus meninggalkan sholat sangatlah berat. Dari sisi spiritual, meninggalkan sholat berarti memutuskan hubungan dengan Allah. Hal ini dapat berujung pada kegelisahan hati, rasa hampa, dan hilangnya ketenangan jiwa. Dunia yang seharusnya menjadi tempat beribadah dan mencari ridha Allah, justru menjadi sumber kesedihan dan penderitaan tanpa adanya pilar spiritual ini.
Secara ukhrawi, ancaman yang dikemukakan dalam Al-Qur'an dan hadits sangat jelas. Ayat-ayat Al-Qur'an secara tegas menyebutkan tentang siksa neraka bagi orang-orang yang lalai dalam sholatnya. Salah satu ayat yang sering dirujuk adalah dalam Surah Al-Ma'un ayat 4-5: "Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." Di sini, kata "lalai" bisa bermakna mengakhirkan sholat dari waktunya hingga terlewat, atau meninggalkannya sama sekali.
Para ulama memiliki perbedaan pandangan mengenai status kekafiran seseorang yang meninggalkan sholat. Mayoritas berpendapat bahwa meninggalkannya secara mutlak tanpa sebab syar'i adalah kekufuran yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Namun, ada juga pandangan yang menganggapnya sebagai dosa besar yang sangat berat, namun tidak otomatis menjadikan seseorang kafir kecuali jika disertai pengingkaran kewajibannya. Apapun perdebatan tersebut, intinya adalah betapa berbahayanya meninggalkan ibadah pokok ini.
Penyebab seseorang meninggalkan sholat bisa bermacam-macam. Mulai dari kemalasan, pengaruh lingkungan, terbuai oleh kesibukan dunia, hingga masalah kejiwaan. Memahami akar masalah adalah langkah awal untuk menemukan solusi yang tepat.
Bagi mereka yang merasa kesulitan untuk mendirikan sholat, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh. Pertama, niat yang tulus untuk kembali kepada Allah. Kedua, memohon pertolongan melalui doa agar diberikan kemudahan dan kekuatan. Ketiga, mengingat kematian dan hari akhir sebagai pengingat akan pertanggungjawaban kita kelak. Keempat, mencari teman atau lingkungan yang positif yang bisa saling mengingatkan dalam kebaikan. Kelima, memulai dari hal kecil, misalnya dengan sholat di awal waktu meskipun hanya satu waktu, lalu perlahan menambahnya. Mengingat bahwa setiap langkah kecil menuju kebaikan akan dinilai oleh Allah.
Penting untuk diingat bahwa pintu taubat selalu terbuka lebar. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Selama hayat dikandung badan, kesempatan untuk kembali mendirikan sholat dan memperbaiki diri selalu ada. Balasan terberat bagi meninggalkan sholat adalah kehilangan rahmat dan ridha Allah. Namun, balasan terbaik bagi yang kembali dan istiqamah dalam sholat adalah ketenangan hati, kebahagiaan dunia akhirat, dan surga yang penuh kenikmatan.
Kembali ke Atas