Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun pengobatan medis seperti antibiotik adalah pilar utama dalam pemberantasan TBC, peran nutrisi yang baik tidak dapat diabaikan. Sistem kekebalan tubuh yang kuat adalah senjata ampuh untuk membantu melawan infeksi bakteri ini. Memasukkan makanan-makanan tertentu ke dalam pola makan sehari-hari dapat memberikan dukungan signifikan bagi tubuh dalam memerangi kuman TBC.
Vitamin C adalah antioksidan kuat yang berperan penting dalam meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Zat ini membantu produksi sel darah putih yang bertugas melawan infeksi, termasuk bakteri TBC. Konsumsi makanan kaya vitamin C dapat membantu tubuh membangun pertahanan yang lebih baik. Sumber terbaik vitamin C antara lain: buah-buahan sitrus seperti jeruk, lemon, dan grapefruit; kiwi; stroberi; mangga; serta sayuran hijau seperti brokoli dan paprika.
Protein adalah blok pembangun utama sel tubuh dan sangat krusial untuk perbaikan jaringan serta produksi antibodi. Penderita TBC seringkali mengalami penurunan berat badan dan kehilangan massa otot, sehingga asupan protein yang cukup menjadi sangat penting untuk proses pemulihan. Sumber protein berkualitas tinggi meliputi daging tanpa lemak (ayam, ikan), telur, produk susu (susu, yogurt, keju), kacang-kacangan (kedelai, lentil), dan biji-bijian.
Seng adalah mineral esensial yang memainkan peran vital dalam perkembangan dan fungsi sel imun. Kekurangan seng dapat melemahkan respons kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Dengan memastikan asupan seng yang memadai, kita membantu menjaga agar sistem pertahanan tubuh tetap optimal dalam melawan patogen seperti bakteri TBC. Makanan yang kaya seng antara lain tiram, daging merah, unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk gandum utuh.
Vitamin D dikenal luas karena perannya dalam kesehatan tulang, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin D juga memiliki peran penting dalam mengatur sistem kekebalan tubuh dan dapat membantu melawan infeksi. Tubuh memproduksi vitamin D saat terpapar sinar matahari, namun kita juga bisa mendapatkannya dari makanan. Sumber vitamin D meliputi ikan berlemak (salmon, makarel), kuning telur, jamur, dan makanan yang difortifikasi seperti susu atau sereal.
Selain vitamin C, senyawa antioksidan lain seperti beta-karoten (ditemukan dalam wortel, ubi jalar, bayam), vitamin E (alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian), dan selenium (kacang brazil, ikan, telur) juga berkontribusi dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan mendukung fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan. Kehadiran berbagai antioksidan ini dalam diet dapat menciptakan efek sinergis dalam memperkuat daya tahan tubuh melawan TBC.
Meskipun makanan ini dapat mendukung upaya tubuh melawan TBC, penting untuk diingat bahwa mereka bukanlah pengganti pengobatan medis. Penderita TBC harus selalu mengikuti anjuran dokter dan menyelesaikan program pengobatan antibiotik yang telah diresepkan. Kombinasi antara pengobatan medis yang tepat dan pola makan bergizi seimbang adalah strategi terbaik untuk pemulihan yang optimal.