Ketika berbicara tentang jajanan tradisional yang kaya rasa dan memiliki sejarah panjang, nama bakpia dan pia seringkali muncul. Keduanya merupakan kue kering yang populer, terutama di Indonesia, namun banyak yang belum menyadari adanya perbedaan di antara keduanya. Sekilas mungkin terlihat mirip, namun jika ditelisik lebih dalam, ada beberapa ciri khas yang membedakan bakpia dan pia.
Asal-usul dan Sejarah Singkat
Keduanya memiliki akar budaya Tionghoa yang kuat. Kue pia sendiri dipercaya berasal dari Tiongkok dan kemudian dibawa oleh para perantau Tionghoa ke berbagai belahan dunia, termasuk Nusantara. Di Indonesia, kue pia kemudian mengalami adaptasi dan perkembangan sesuai dengan selera lokal. Bakpia, di sisi lain, seringkali diasosiasikan lebih erat dengan kota Yogyakarta. Konon, bakpia mulai populer dan berkembang pesat di Yogyakarta pada era 1940-an, menjadikannya ikon kuliner kota tersebut.
Perbedaan Bentuk dan Tekstur
Perbedaan yang paling kentara antara bakpia dan pia terletak pada bentuk dan teksturnya.
Bakpia umumnya memiliki bentuk yang lebih bulat dan padat. Kulitnya cenderung lebih tipis dan renyah saat digigit, memberikan sensasi kriuk yang memuaskan. Bagian luarnya seringkali diolesi kuning telur sebelum dipanggang, memberikan warna keemasan yang menggugah selera.
Pia cenderung memiliki bentuk yang lebih pipih dan terkadang agak lonjong. Kulitnya biasanya lebih tebal dan berlapis-lapis, memberikan tekstur yang sedikit kenyal namun tetap empuk. Permukaan pia seringkali ditaburi wijen, yang menambah aroma dan rasa gurih saat dikonsumsi.
Variasi Isian
Kedua jenis kue ini sama-sama kaya akan variasi isian, namun ada beberapa perbedaan umum yang dapat diamati:
Isian Bakpia paling ikonik adalah kacang hijau. Namun, seiring perkembangan zaman, muncul berbagai varian isian modern seperti cokelat, keju, durian, ubi, dan bahkan rasa-rasa unik lainnya. Tekstur isian bakpia biasanya lebih lembut dan padat, menyatu sempurna dengan kulitnya.
Isian Pia juga sangat beragam, namun isian tradisional yang paling sering ditemukan adalah kacang hijau, wijen, atau gula merah. Untuk pia dengan varian modern, isian seperti cokelat dan keju juga semakin populer. Tekstur isian pia terkadang terasa lebih kasar jika dibandingkan dengan bakpia, terutama yang menggunakan wijen.
Perbedaan Khas Khas Lainnya
Selain bentuk, tekstur, dan isian, ada beberapa perbedaan kecil lainnya yang bisa menjadi pembeda:
Aroma: Pia yang ditaburi wijen cenderung memiliki aroma yang lebih khas dan gurih.
Cara Penyajian: Keduanya nikmat disantap langsung, namun beberapa orang menyukai pia yang disajikan sedikit hangat untuk mengeluarkan aroma isiannya yang lebih kuat.
Memahami perbedaan antara bakpia dan pia bukan hanya menambah pengetahuan kuliner kita, tetapi juga membantu kita dalam memilih jajanan yang sesuai dengan selera. Baik bakpia maupun pia, keduanya menawarkan pengalaman rasa yang unik dan merupakan representasi kekayaan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan.