Tugu Jogja & Bakpia: Kombinasi Legendaris Jogja

Yogyakarta
Simbol Ikonik Tugu Jogja berdampingan dengan kelezatan Bakpia.

Yogyakarta, sebuah kota yang kaya akan budaya, sejarah, dan tentu saja, kuliner. Ketika berbicara tentang Jogja, dua hal yang tak terpisahkan dari benak banyak orang adalah Tugu Jogja yang megah dan kelezatan bakpia yang menggugah selera. Keduanya merupakan simbol yang merepresentasikan identitas kota istimewa ini, baik dari sisi sejarah maupun kenikmatan gastronomi.

Keagungan Tugu Jogja: Saksi Bisu Sejarah

Tugu Pal Putih, lebih dikenal sebagai Tugu Jogja, adalah salah satu monumen paling ikonik di Indonesia. Berdiri kokoh di pusat kota, Tugu Jogja memiliki nilai historis yang mendalam. Dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I, tugu ini awalnya merupakan bagian dari garis imajiner spiritual yang menghubungkan Tugu Jogja, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi. Perubahan bentuk tugu setelah gempa bumi tahun 1873 menjadikannya seperti yang kita kenal sekarang, dengan pilar berbentuk silinder yang lebih ramping.

Bagi wisatawan, Tugu Jogja bukan hanya sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga menjadi titik temu dan spot foto yang wajib dikunjungi. Keberadaannya yang strategis memudahkan akses dari berbagai penjuru kota. Pemandangan Tugu Jogja di malam hari, dengan pencahayaan yang menawan, memberikan aura magis yang berbeda, menjadikannya salah satu destinasi malam hari yang populer di kalangan anak muda maupun keluarga.

Bakpia: Oleh-oleh Khas yang Tak Lekang oleh Waktu

Beralih ke dunia kuliner, bakpia adalah primadona yang selalu dicari setiap pengunjung yang datang ke Jogja. Kue tradisional yang terbuat dari campuran tepung terigu dan parutan kelapa atau kacang hijau ini memiliki beragam varian rasa yang kian inovatif. Awalnya bakpia memiliki isian kacang hijau yang manis, namun kini hadir dengan isian cokelat, keju, ubi ungu, pandan, bahkan durian. Kelembutan kulitnya yang renyah berpadu dengan isian yang legit menciptakan sensasi rasa yang khas dan memanjakan lidah.

Setiap sudut kota Yogyakarta seolah dipenuhi dengan sentra-sentra bakpia. Mulai dari toko-toko besar yang menawarkan berbagai pilihan, hingga penjual rumahan yang masih mempertahankan resep warisan turun-temurun. Aroma bakpia yang baru dipanggang seringkali tercium dari gang-gang kecil, mengundang siapa saja untuk mencicipi kelezatannya. Bakpia bukan hanya sekadar oleh-oleh, tetapi juga cerminan kearifan lokal dan kreativitas masyarakat Jogja dalam mengolah hasil bumi menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan budaya.

Harmoni Budaya dan Cita Rasa

Tugu Jogja dan bakpia, meskipun berbeda dalam bentuk dan fungsinya, keduanya adalah pilar yang kuat dalam identitas Yogyakarta. Tugu Jogja adalah penanda sejarah dan kebanggaan visual, sementara bakpia adalah representasi cita rasa dan kehangatan keramahan Jogja yang dapat dibawa pulang. Keduanya saling melengkapi, menciptakan pengalaman yang utuh bagi siapa saja yang berkunjung. Mengunjungi Tugu Jogja sambil menikmati kehangatan bakpia adalah sebuah harmoni yang sempurna, sebuah perpaduan antara kekayaan sejarah dan kelezatan kuliner yang menjadikan Yogyakarta selalu dirindukan.