Simbol keunikan rasa dan tradisi
Telur pitan, atau yang juga dikenal sebagai telur seribu tahun (century eggs) atau pidan, adalah salah satu kuliner khas Asia yang memiliki cita rasa unik dan penampilan eksotis. Meskipun namanya "telur seribu tahun", proses pembuatannya tentu tidak memakan waktu selama itu. Konon, hidangan ini berasal dari China dan telah dinikmati selama berabad-abad. Keunikannya terletak pada proses pengawetan telur bebek, ayam, atau puyuh dalam campuran abu kayu, tanah liat, garam, kapur, dan bahan-bahan lainnya selama beberapa minggu hingga bulan. Hasilnya adalah putih telur yang berubah menjadi transparan berwarna kecoklatan seperti jeli, dan kuning telur yang bertekstur lembut dengan aroma khas yang kuat.
Bagi sebagian orang, aroma dan rasa telur pitan mungkin terasa asing, bahkan sedikit menantang. Namun, bagi para penggemarnya, telur pitan adalah hidangan lezat yang kaya akan nutrisi. Jika Anda penasaran dan ingin mencoba merasakan kelezatannya atau bahkan membuat sendiri, artikel ini akan memandu Anda melalui cara membuat telur pitan dengan langkah-langkah yang dijelaskan secara rinci.
Membuat telur pitan sendiri membutuhkan beberapa bahan spesifik yang mungkin perlu Anda cari di toko bahan makanan Asia atau online. Pastikan Anda menggunakan bahan-bahan berkualitas baik untuk hasil terbaik:
Proses pembuatan telur pitan adalah seni yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Berikut adalah langkah-langkah umumnya:
Campurkan abu kayu, tanah liat, garam, dan kapur mati dalam wadah yang cukup besar. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga terbentuk pasta kental yang tidak terlalu cair maupun terlalu padat. Konsistensinya harus bisa menempel pada telur tanpa menetes.
Cuci bersih telur dan pastikan permukaannya kering. Ambil satu per satu telur dan lapisi permukaannya secara merata dengan adonan pasta yang sudah dibuat. Pastikan seluruh permukaan telur tertutup rapat tanpa ada celah. Beberapa orang kemudian membungkus telur yang sudah dilapisi pasta dengan daun pisang atau plastik untuk menjaga kelembapan.
Setelah semua telur terbungkus rapat, susun telur-telur tersebut dalam wadah yang kedap udara, seperti guci keramik atau wadah plastik bertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk, gelap, dan kering. Proses pengawetan ini biasanya memakan waktu antara 3 hingga 5 minggu, tergantung pada suhu ruangan dan resep yang digunakan. Semakin lama prosesnya, semakin kuat aroma dan rasa telur pitan yang dihasilkan.
Setelah melewati masa pengawetan, keluarkan telur satu per satu dari wadahnya. Lepaskan lapisan pasta pengawet dengan hati-hati menggunakan air bersih. Anda akan melihat perubahan signifikan pada tekstur dan warna telur. Putih telur akan berubah menjadi semi-transparan dan berwarna kecoklatan, sementara kuning telur akan menjadi kehijauan atau kebiruan dengan tekstur yang lebih lunak dan aroma amonia yang khas.
Telur pitan siap disajikan. Cara paling umum menikmati telur pitan adalah dengan memotongnya menjadi beberapa bagian dan disajikan dengan kecap asin, minyak wijen, parutan jahe, atau daun bawang cincang. Telur pitan juga sering digunakan sebagai bahan pelengkap dalam hidangan bubur, salad, atau hidangan pembuka.
Membuat telur pitan sendiri bisa menjadi pengalaman yang sangat memuaskan. Ini bukan hanya tentang menciptakan makanan yang unik, tetapi juga tentang memahami proses tradisional yang telah diwariskan turun-temurun. Hasilnya bisa menjadi hidangan yang menarik untuk dibagikan kepada teman dan keluarga, membuka selera baru, dan menambah wawasan kuliner Anda.
Jika Anda memutuskan untuk membuat telur pitan, bersiaplah untuk aroma yang kuat namun jangan biarkan itu menghentikan Anda. Banyak orang yang awalnya merasa ragu akhirnya jatuh cinta pada cita rasa umami yang mendalam dan tekstur unik dari telur pitan. Selamat mencoba dan semoga berhasil!